Bersantai di Tebing Pandawa
Seperti halnya kebanyakan menggarap project arsitektur yang berhadapan langsung dengan tebing curam serta memanfaatkan vista laut yang spektakuler, Popo Danes mengakomodir beragam kebutuhan pemilik dan tamu. Bangunan yang berdiri di atas tapak seluas 7418 meter persegi dengan pembagian dua vila yang belakang untuk Vila Marie. Dibangun bagi kepentingan pemilik dan keluarganya serta komersial.
Villa Rose mengadopsi desain tropis tradisional dan sangat kental dengan sentuhan kontemporer. Semua bangunan vila dalam satu konfigurasi yang kesemuanya dimaksimalkan dapat melihat ke pantai. Site yang bentuknya ireguler tatanannya diubah menjadi reguler, sehingga dapat menghadirkan ruangan berbentuk simetris.
Vila Rose memiliki empat kamar tidur yang dirancang khusus sebagai sebuah kesatuan villa keluarga yang ideal. Pada setiap kamar tidurnya dirancang dengan skala langit-langit yang tinggi dan besar serta akses penuh dalam pandangan ke laut luas. Empat kamar tidur di villa ini didesain identik dan disusun berpasangan pada kedua lantainya. Vila ini juga dilengkapi dengan ruang tamu, ruang makan, area media dan pusat olah raga (squash dan lapangan tenis), spa dan pusat kebugaran yang mudah diakses baik dari Villa Marie maupun The Pala.
Nuansa Bali. Memasuki vila Rose dari main enterance pintu bangunan style kori Bali menyambut hangat sebagai selamat datang. Ruang peralihan yang berbentuk semi bale mengingatkan lobby reception sebagai area penyambutan dan mencatat tamu yang datang. Kolam dengan suara gemercik air langsung terasa menyejukkan, sekaligus sebagai pengantar bak irama alunan gambelan bambu rindik memasuki area living room atas yaitu lantai pertama.
Pintu kayu ukiran style Bali utara membuka selamat datang di area living room. Ornamen barang antik berupa jendela ukir Bali dengan warna-warni yang memudar karena tuanya, menempati dinding sisi kanan dan kiri memberi pesona sekaligus ingatan pada bangunan puri atau grya yang majestik. Kehadiran pesona Bali ini sengaja diciptakan menurut Popo adalah sebagai identitas budaya yang dapat disuguhkan sebagai kesan pertama memasuki area vila. Barang-barang seni, antik maupun craft yang bernuansa Bali yang dihadirkan sekaligus juga ingin menunjukkan bahwa barang-barang itu masih menjadi kekayaan arsitektur dan interior di Bali. Sebuah keputusan yang tepat, karena audience yang sering datang di vila ini adalah internasional, maka apresiasi sedari semula dengan sendirinya dipastikan akan tercipta.