Cinta dan Karya Loji Gandrung

Suasana sebuah rumah tinggal tidak jauh berbeda dengan suasana hati orang yang mendiaminya. Loji Gandrung, rumah yang sudah berumur kurang lebih 220 tahun di kawasan Jalan Slamet Riyadi, Solo, tetap kokoh berdiri menyimpan keindahan dan kenyamanan. Pesona bangunan peninggalan era kolonial Belanda tersebut bersinar seperti para penghuninya, termasuk Presiden Indonesia, Ir. Joko Widodo ketika menjabat sebagai Walikota Solo. 

Menjaga dan Mengaktifkan Rumah Sejarah.
Nama Loji Gandrung lahir dari kebiasaan pemiliknya, Yohanes Agustinus Dezentye, seorang pengusaha pertanian Belanda, yang sering menggunakan rumahnya untuk berpesta dan berdansa berpasang-pasangan. Masyarakat kemudian menamainya Loji Gandrung. “Loji” berarti rumah besar atau gedongan, sedangkan “Gandrung” bisa diartikan senang, jatuh cinta sebagai representasi dari dansa berpasang-pasangan. 

Saat memasuki kawasan Loji Gandrung, beberapa kisah kilas balik sejarah Indonesia akan terasa nyata. Sebuah patung besar pahlawan Gatot Subroto berdiri kokoh di depan bangunan utama. Pada jaman kemerdekaan, Loji Gandrung pernah berfungsi sebagai markas militer Brigade V Slamet Riyadi dengan Gatot Subroto sebagai gubernur. 

Back to Top