Rumah Sebagai Tubuh

Di Bali orang tak hanya bisa belajar semangat multikultur. Melampaui dari peradaban, orang bisa merasakan Bali sangat toleran dan lentur terhadap budaya luar, lebih-lebih budaya moderen dan global. Pun juga demikian arsitektur tradisonal Bali yang memiliki ciri khas kuat dalam perjalanannya bisa disentuh dengan desain arsitektur moderen.

Salah satu arsitektur Bali moderen yang ditempatkan berdampingan dengan aristektur tradisonal Bali di rumah keluarga Brahmana Sanur, Bali yaitu Grya Gede Keniten Sanur adalah rumah Ida Bagus Agung Partha. Gus Agung sebutan pemilik rumah, memiliki konsep tubuh sebagai alat perantara untuk menerjemahkan rumah tinggalnya. Melalui seorang arsitek yang juga kerabatnya Ida Bagus Purnawan, rumah tinggal Gus Agung meskipun terkesan moderen, namun spirit Bali tetap ia letakkan dan jaga dengan sempurna. 

Memasuki kawasan yang menyerupai cagar budaya, rumah tinggi, terbuka yang menempati lahan seluas 1200 meter persegi berhadapan langsung dengan Grya yang menjadi pusat aktivitas sosial, spiritual dan religi. Dua bangunan menyatu yang kokoh itupun terlihat tunduk pada keteraturan tata ruang grya. Ruang terbuka yang memberikan zonasi jelas antara rumah tinggal dan grya sebagai rumah keluarga besar semakin menunjukkan keunggulan pada letak bangunan ini ditempatkan. Untuk memanfaatkan vibarasi energi spiritual dan religi serta ruang hijau, maka rumah dua lantai ini dibagi menjadi pavilion , living room, ruang kerja, studio lukis, ruang keluarga, kitchen dan dining room. 

 

Back to Top