Truck Art
“Truck Art is rooted in traditions that come from the truck drivers, and painters community and culture, expressing cutural identity by conveying shared community values and aesthetics”
Itulah ungkapan Tribal Truck Art untuk melukiskan asal muasal berkembangnya truck art di Pakistan. Semula bisa dibilang hanya keisengan dari para sopir truk, tapi lama-kelamaan berkembang menjadi art truck, yang justru menjadi identitas khas negeri Benazir Bhutto ini.
Keisengan serupa juga sering dijumpai di badan truk antarkota provinsi di Indonesia. Namun, kebanyakan lukisan badan truk mengambil objek gambar perempuan cantik atau panorama alam. Sesekali juga ditemukan lukisan binatang, seperti kuda. Selain itu, sering juga kita temukan tulisan seperti di truk yang kocak, jenaka tetapi puitis. “Senyum Neng Merobek Dompet Abang”; “Mau Pulang Malu, Nggak Pulang Rindu”; atau mungkin plesetan seperti ini “The Me Is Tree” (baca: demi istri).
Begitu juga dengan truk di Pakistan menjadi wadah untuk berkespresi bagi para pelukis, pemilik ataupun sopir. Bahkan, bisa jadi, badan truk menjadi sindiran atas berbagai persoalan sosial masyarakat dan negara.
Owais Mughal dalam All Things Pakistan, mengatakan, seperti menggambar Billboard, tetapi Pakistan memiliki seni tradisi lain yang dikenal sebagai “truck painting”. Lukisan di badan truk dipenuhi dengan pattern bunga berwarna-warni, melukiskan kepahlawanan manusia, kaligrafi yang puitis dan kata bijak dari pengemudi.
Truck art di Pakistan telah menarik minat berbagai kalangan, baik akademisi, pelukis dan seniman untuk mendalami lika-liku proses kreatif untuk melukis seluruh tubuh truk. Sekilas terkesan tubuh truk habis ditato dengan aneka cat warna-warni. Sekilas juga, terlihat tubuh truk seolah dibalut kain batik. Karena gambar yang riang dan semarak itu layaknya seperti batik di Indonesia.