House of Ideas
“Nongkrong-able” , istilah dan konsep dari duet seniman, Miko dan Santi saat membangun rumah. Setiap sudut dan ruang memiliki kenyamanan. Baik untuk bersantai, ngobrol, brainstorming dan mencari ide bahkan untuk berkarya. Rumah yang inspiratif diharapkan menjadi lumbung berkah yang dapat meningkatkan kualitas hidup.
Dua Gaya Bangunan. Berdiri di atas lahan 300 meter persegi, Dyatmiko “Miko” Bawono dan Santi “Santi” Ariestyowanti, pasangan suami istri yang tergabung dalam “Indieguerillas”, memutuskan untuk membuat studio kerja dan rumah tinggal di kawasan Dusun Kayen, Sleman, Yogyakarta. Kawasan yang tidak terlalu ramai dengan aktivitas seni, karena kebanyakan seniman Yogyakarta lebih memilih tinggal di daerah Selatan, yakni kawasan Bantul.
“Ini saatnya mencari suasana baru,” tutur Miko memberikan salah satu alasan pemilihan lokasi rumah. Kesengajaan ini berlandaskan pada pemikiran Miko dan Santi untuk tidak melulu bergaul dengan dunia seni semata. Berbagai macam sisi kehidupan, mulai dari hal-hal sepele hingga kompleks, bisa ditemui di lingkungan sekitar.
Terinspirasi dari Cemeti Art House, duo alumni Institut Seni Indonesia Yogyakarta, kemudian menggandeng Eko Parwoto, seorang arsitek yang sangat familiar dalam kancah seniman Yogyakarta, untuk memulai pembangunan rumah. Kehadiran sosok Eko Prawoto layaknya katalisator yang mampu memancing ide, keinginan dan kebutuhan pemilik rumah sekaligus juga sebagai bidan yang membantu proses kelahirannya menjadi hunian multifungsi ini.
Hasilnya, fasad bangunan depan berupa rumah limasan dan di bagian belakang berupa rumah panggung. “Saat turun dari rumah (tinggal), serasa liburan di rumah nenek,” begitu kesan Santi terhadap kehadiran rumah limasan yang diperoleh dari Imogiri. Sedangkan di bagian rumah panggung, terdapat beberapa ruang kerja dan tempat tinggal yang tidak kalah menarik.