Liris Titis
““Seperti seorang petani, saya tidak akan pernah berhenti hingga kekuatan saya berakhir””
"Garis Liris Titis". Begitulah tajuk pameran Titis Jabaruddin. Ini bukan pameran biasa, karena merupakan pameran retrospeksi 50 tahun (1965-2016) berkarya seni. Setidaknya, ada 85 karya Perupa kelahiran 2 Januari 1943 ini yang dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia bekerja sama dengan Beranda Seni Indigo pada Maret 2016.
Perjalanan 50 tahun berkarya bukan hal mudah. Titis merintis sejak masuk ASRI Yogyakarta tahun 1964. Semasa di ASRI, Titis sudah bergabung di Sanggarbambu Yogyakarta pada 1964. Tentu, ada banyak kisah di balik karya yang yang direkam selama setengah abad ini. Namun, Pasar Seni Ancol menjadi momentum proses berkesenian.
Kurator Galeri Nasional Indonesia, Citra Smara Dewi mengatakan, Titis merupakanPelukis perempuan pertama Indonesia yang menggunakan media pastel (soft pastel) secara konsisten dalam mencipta karya seni rupa. Selain itu, juga merupakan perempuan pelukis pertama yang bergabung dengan Pasar Seni Ancol pada 1979.
Dalam peta perkembangan seni rupa Indonesia, tutur Citra, Titis dikenal sebagai pelukis dengan media pastel yang sangat piawai dengan mengangkat tema alam, figur perempuan dan lainnya.
Citra Dewi memilah kisah perjalanan Titis dalam tiga periode. Pertama, periode 1965–1995 ditandai dengan karya sketsa hitam-putih, lukisan potret cat minyak, dan lukisan soft pastel. Kedua, periode 1996–2010 menyajikan berbagai media seni lukis seperti soft pastel, cat minyak, cat akrilik, seni grafis hingga digital art. Ketiga, periode 2011-2016 menampilkan perkembangan terkini karya lukis soft pastel. Juga ada pendekatan religius dari sisi teknis dan tema.