Rempah Mengubah Peradaban
Museum Nasional menggelar Museum Week 2015 dari 19-25 Oktober 2015 dengan tema “Jalur Rempah, The Untold Story”. Tema ini cukup menggelitik, karena muncul justru ketika popularitas Jalur Rempah (Spice Road) kian meredup oleh kilau Jalur Sutera (Silk Road). Bagi Indonesia, Jalur Rempah memiliki sejarah panjang, bukan sekadar jalur perdagangan. Karena pencarian rempah-rempah di Bumi Maluku, secara tidak sadar telah merangkai pulau-pulau nusantara yang indah dan beragam yang akhirnya dikenal sebagai Indonesia.
Dalam sebuah forum yang digelar Archipelago Solidarity Foundation untuk merespon poros maritim, sangat jelas adanya kritikan terhadap referensi Jalur Sutera untuk mewujudkan poros maritim. Sebab, Jalur Rempah terbukti mampu mengontrol ekonomi dunia melalui maritim. Hampir semua kota di dunia yang dilalui Jalur Rempah berubah menjadi kota maju dan modern. Indonesia lebih tepat dengan Jalur Rempah!
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan melukiskan secara gamblang ketika membuka pameran ini, “Waktu itu belum ada Indonesia. Sekitar abad ke-15, saat Eropa berusaha bangkit dari kegelapan, muncul semangat baru untuk melakukan penjelajahan dunia sampai Bumi Nusantara. Para pengelana dunia berlomba mencari titik penyedia komuditas perdagangan paling bergengsi saat itu; Rempah!”.