Menyapa Akhir Musim Semi di Basel - Swiss
Akhir musim semi tahun ini di Swiss, adalah perjalanan kali ke sebelas saya untuk mengunjungi negeri empat musim yang juga dikenal sebagai kota farmasi dunia dan kota museum. Basel dengan ragam kulturnya selalu mengajak saya berdialog mengenai kebudayaan barat dan timur. Basel tidak berubah, tata kota yang senantiasa membuat nyaman warganya selalu dijaga dengan tetap mengkonservasi cagar budaya yang ada, kenangan tetap terekam dimana saya pernah tinggal di kota ini untuk sekian lama ketika pertama kali tujuh belas tahun silam.
Setelah beberapa hari saya tinggal, saya mulai menelusuri pojok kota sebagai ritual untuk menyapa kota Basel, yah Basel memang seperti dahulu. Jelajah kota saya mulai dari Spalentor, yaitu bangunan tua yang merupakan gate masuk menuju kota, bagunan ini adalah cagar budaya sekaligus menjadi identitas Kota Basel. Memasuki spalentor, aura Basel yang saya rindukan sudah mulai terasa. Bangunan-bangunan tua di sepanjang jalan Spalentor difungsikan menjadi beragam, seperti toko bunga, toko oleh-oleh khas Basel, toko antik, galeri seni, restaurant dan museum. Bangunan-bangunan tua yang masih berjajar rapih dan kokoh ini menandakan bahwa Basel adalah kota tua yang sangat berwibawa.
Setelah mengelilingi kota dengan pertokoan, melalui jalanan turun akhirnya membawa saya ke pinggir Sungai Rhain. Sungai yang mengalir dari Pegunungan Alphen sampai Rotterdam Belanda, adalah bukti yang memberikan gambaran adanya peradaban kebudayaan negara Swiss dan Eropa. Di Sungai Rhain inilah denyut transportasi air dari Austria menuju Belanda hidup. Setiap hari kapal-kapal melewatinya, mengangkut batu bara sampai kendaraan, termasuk juga para wisatawan.