Pearls, The Legend of Jewels
“Perfected by nature and requiring no art to enchance their beauty, pearls were naturally the earliest gems known to prehistoric man”.
Begitulah ditulis George Frederick Kunz and Charles Hugh Stevenson menulis di tahun 1908 dalam bukunya The Book of the Pearl: The History, Art, Science and Industry of the Queen of Gems.
Kalau diterjemahkan kurang lebih berarti, “Telah disempurnakan alam dan tidak membutuhkan seni untuk menambah kecantikannya, mutiara secara alamiah merupakan permata pertama yang dikenal manusia prasejarah”.
Ungkapan ini menunjukkan mutiara memiliki sejarah yang sangat panjang sebagai perhiasan dari manusia purba hingga dewasa ini. Tidak terhitung kisah mengenai mutiara ini. Bahkan, pada masa lalu, mitos asal muasal mutiara diwarnai dengan berbagai misteri. Sampai kini, nyaris tidak ada yang dapat memastikan suku atau orang pertama yang menjadikan mutiara sebagai perhiasan, karena hampir setiap suku bangsa memiliki riwayatnya sendiri.
Tetapi, George Kunz memperkirakan, mutiara ditemukan orang pesisir India yang mengkonsumsi makanan laut. Mungkin, mereka menemukan ketika membuka kerang untuk makan, tetapi melihat kilauan yang menakjubkan.
Dalam berbagai literatur Cina, justru banyak mitos atau bahkan dongeng yang sangat fantastis. Misalnya, mutiara dianggap berasal dari otak naga. Tetapi, ada juga penulis yang mencatat mutiara dikenal pada masa pemerintahan kekaisaran, karena sering digunakan sebagai jimat penolak bala dan bencana.
Namun, dalam peradaban Cina kuno, arti penting mutiara ditemukan dengan seringnya penyebutan dalam sejarah tradisional Cina. Sebab, mutiara sudah menjadi pelengkap pemujaan berhala, dan sebagai upeti kepada Kaisar. Pada masa King Shu (Sekitar 2350-625 SM), mencatat, pada abad 23 SM, Kaisar menerima mutiara sebagai upeti. Kemudian, dari King Kau ia menerima kalung mutiara meski tidak terlalu bulat.